Pantaskah Provinsi Jambi di Lockdown ?

Pantaskah Provinsi Jambi di Lockdown ?


Ditulis Oleh :

Sebri Asdian, SE

Ketua DPD IMM Provinsi Jambi

Sejak Provinsi Jambi terkonfimasi kasus pertama positif Virus Corona (Covid-19) oleh Juru Bicara Penanganan Corona Covid-19 Jambi, Johansyah, pada Senin (23/03/2020) lalu sontak menjadi perbincangan publik di Jambi.

Berbagai langkah kabijakanpun dilakukan oleh pemprov, pemkab serta pemkot di wilayah Provinsi Jambi untuk mengantisipasi penularan Covis-19 tersebut.

Ada yang meliburkan sekolah, menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah, menyemprotkan disinfektan, pemeriksaan kesehatan diperbatasan keluar masuk daerah, hingga ke bagi-bagi masker.

Upaya tersebut rupanya belum membuahkan hasil yang signifikan. Terbukti, empat hari berselang, tertanggal 27 Maret 2020, Gugus Tugas Penangan Covid-19 Provinsi Jambi menyatakan tercatat sebanyak 1.011 Orang Dalam Pengawasan (ODP) di Provinsi Jambi, 22 Pasien Dalam Perawatan (PDP), 10 Negativ, 1 Positif dan 7 sedang uji laboratorium.

Bagi sebagian orang, mungkin angka-angka itu hanyalah angka statistik, namun bagi keluarga para korban, anak yang ditinggal orangtuanya, suami yang ditinggal oleh istrinya, istri yang tak sempat bertatap muka dengan suaminya dan para sahabat serta tetangga yang tidak diperbolehkan memandikan bahkan menguburkan jenazah korban ini adalah sebuah tragedi.

Statistik ini tentunya juga merupakan patokan untuk Pemprov Jambi serta Pemkab dan Pemkot yang tergabung dalam wilayahnya untuk melakukan langkah yang lebih kongkrit terhadap penanganan virus Corona (Covid-19).

Dari kasus di atas selayaknya Provinsi Jambi melakukan Lockdown untuk Provinsi Jambi, baik jalur darat, jalur laut, terutama melalui bandara. Terkecuali untuk lalu lintas sembako dan kebutuhan masyarakat.

Ibaratnya, kita yang punya rumah sudah melakukan upaya bersih bersih dengan melakukan berbagai upaya, termasuk di semprotkannya disinfektan. Pemilik rumah dan anak anak sudah diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah.

Namun tiba-tiba ada tamu yang datang dari luar masuk ke dalam rumah yang sudah di strerilkan. Tak mengapa memang jikalau tamu tersebut tidak membawa virus ke dalam rumah. Tapi seandainya ada, percuma saja orang yang didalam rumah diminta untuk tetap tinggal dirumah, sementara virus tetap masuk melalui tamu yang datang itu.

Begitulah keadaan kita sekarang. Penulis menilai, pemerintah pusat maupun daerah sudah maksimal melakukan berbagai upaya agar masyarakatnya tak terkena Covid - 19. Akan tetapi masih saja membiarkan orang dari luar masuk, meskipun sudah di lakukan berbagai pemeriksaan.

Semoga pemerintah, khususnya pemerintah daerah bisa secepatnya melakukan penutupan perbatasan melalui kebijakan Lockdown untuk karantina wilayah agar masyarakat terlindungi dari wabah yang mematikan ini dengan memertimbangkan point-point tersebut.

 

Dear Corona

Corona, cepatlah berlalu. Sudah banyak orang didunia ini mengenalmu.

Kami tau corona telah mengajarkan kami untuk hidup bersih, berjaga tidak bersentuhan dengan yang bukan mahram serta makan makanan yang sehat.

Jika bersin maupun batuk, harus ditutup biar tak mengenai orang lain. Harus rajin mandi dan cuci tangan pakai sabun.

Corona ajarkan kami duduk dengan keluarga (dirumah) dan teman-teman (di asrama). Yang sebelumnya kami tidak ada waktu untuk mereka karena urusan kami diluar rumah.

Sudah banyak pelajaran yang kami dapatkan darimu.

Pulang lah corona. Kau pasti lelahkan sudah keliling dunia. Kami ingin menyambut bulan suci Ramadhan, kami mau berkumpul kembali beribadah. Melaksanakan haji dan umrah bagi yang mampu.

Corona, terimakasih ya. Pelajaran ini akan kami ingat sampai nanti. Semoga Allah segera membelikan tiket kepulangan untuk pergi.

Kuala Tungkal, Minggu 29 Maret 2020, 17:25 WIB.