LiputanJambi.id-TANJABBARAT-Nasib pangkalan Marwiyah di ujung tanduk,pasalnya pangkalan Marwiyah diduga telah melakukan kesalahan dalam metribusikan Gas 3 kilo bersubsidi yang lebih mengutamakan kepada pelancer dari pada mengutamakan kepada warga sekitar tempat bedirinya pangkalan.
Sementara diketahui bedirinya suatu Pangkalan ada campur tanggan warga sekitar sebagai salah satu syarat bedirinya pangkalan Gas Elpiji.
Pangkalan Gas elpiji 3 kilo merek bersubsidi Marwiyah ini tertangkap warga sedang melancer kesejumlah pengencer,pada Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB.
Kekesalan warga sekitar cukup beralasan,sebab saat warga ingin membeli Gas Elpiji 3 Kg bersubsidi yang baru masuk di pangkalan Marwiyah ini harus gigit jari dan pulang dengan hampa.karena gas bersubsidi tersebut sudah ludes dibawa pengencer.Hal ini dituturkan beberapa warga sekitar,Sabtu (24/07/2020).
Warga juga mengatakan,Salah seorang pengecer kita tanyakan saat itu mengaku sudah ada janji dengan pemilik pangkalan ketika ditanya, bisa ya ambil banyak. "Biselah, kan sudah janji," tuturnya warga menirukan bahasa pengencer.
Hal sedana juga dikatakan warga lainnya,"Kami beli gas LPG 3 kilogram dengan dia (pangkalan, red) Rp 21 ribu, itupun terkadang dapat terkadang tidak. Padahal kami warga sini," ungkap salah seorang warga.
Dia mengungkapkan jika sering melihat para pengencer memborong gas dari pangkalan milik Marwiyah ini. "Mereka (pengencer, red) ada yang membawa keranjang dan bawa motor viar untuk mengangkut gas LPG tersebut. Kira-kira sekitar pukul 02:00 Wib hingga pukul 03:00 Wib dini hari lah," bebernya.
Ia juga mengakui sering tidak mendapatkan gas dipangkalan, karena sudah di borong para pengencer.
"Kita ini cuma sekali pakai, tak dikasih sama dia (orang pangkalan, red), setiap kami tanya habis terus alasannya. Sementara para pengencer yang membeli dengan jumlah banyak diberikan oleh pemilik pangkalan," ucapnya.
Kondisi ini juga di keluhkan oleh warga sekitar. Ia menuturkan, jika tak dapat gas di pangkalan, maka terpaksa membeli hingga Rp 30 ribu di tangan pengencer.
"Jadi percuma saja ada panggkalan gas di daerah kita, tapi kita tak dapat gasnya," imbuhnya.
Sementara warga lainya juga bersuara mengakui sering melihat para pengencer memborong gas di pangkalan Marwiyah.
"Saya sering lihat gas dipangkalan ini di antar oleh mobil besar dengan isi kisaran 500 tabung gas. Tapi banyak pengencer yang langsung mengambilnya. Terkadang diletakannya keranjang dulu, tengah malam baru di jemput," jelas warga.
Menyikapi hal ini Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Tanjab Barat Abdul Kadir Hamka meminta pihak Diskoperindag Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengambil langkah tegas kepada pangkalan gas LPG 3 kilogram bersubsidi terkait dari hasil sidak ke pangkaan yang dilakukan secara bersama-sama.
"Jangan hanya sekedar melaporkan, kalau hanya sekedar melaporkan artinya kita akan lama lagi untuk menunggu hasil dari laporan tersebut," ujarnya, Senin (27/07/20).
pria yang akrab di sapa Hamka ini, juga menegaskan Diskoperindag harus mengambil tindakan langsung dengan datang ke Pertamina dan melaporkan langsung mengenai persoalan ini.
"Jangan hanya melayangkan surat. Hari ini kan sudah jelas fakta yang terjadi di lapangan serta hasil dari turun di lapangan yang dilakukan oleh pihak Diskoperindag yang diwakili oleh ibu Yeni warni selaku Kabid perdagangan. Jelas kok masyarakat mengadu bahwasanya mereka tidak mendapatkan gas di pangkalan, Padahal mereka adalah warga di lokasi pangkalan," jelasnya.
Selain itu menurut Hamka, pangkalan gas tersebut sudah jelas mengangkangi aturan. "Yang mana mereka (pangkalan, red) telah menjual harga gas LPG 3 kilogram bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET)," ucapnya.
Terkait pangkalan gas yang bermain hari ini, lanjut Hamka, YLKI sebelumnya sudah melaporkan ke pihak Diskoperindag, namun pihak Diskoperindag selalu menanyakan bukti atas laporan tersebut dan meminta bukti hasil temuan di lapangan.
"Sekarang sudah jelas nih hasil di lapangan, kita turun langsung dengan pihak Kepolisian, Diskoperindag dan kawan-kawan media.. Fakta yang kita temukan di lapangan sudah tidak benar lagi, karena ada sebuah pangkalan gas yang bermain memanfaatkan gas bersubsidi ini mencari keuntungan yang lebih besar," beber dia.
Ia mengajak semua kalangan untuk sama-sana memperjuangkan hak-hak masyarakat dalam hal ini adalah konsumen gas elpiji 3 kilogram bersubsidi." cetus dia.
Sementara Kabid Perdagangan Dinas Koprindag Tanjab barat Yeni Warni,dikonfirmasikan sejumlah awak media mengatakan,terkait masalah tersebut akan melaporkan hal ini ke pertamina dan agen,"terangnya.
Pangkalan ini, lanjut Yeni, kontraknya bukan antara dinas dengan pangkalan, akan tetapi antara pangkalan dan agen.
"Jadi pangkalan ini yang bisa menindak itu adalah Pertamina dan agen. Nanti kita lihat saja apa tindakan dari Pertamina dan agen,"timpalnya.
Sayangnya pihak Agen Rizki Usaha yang menjadi naungan pangkalan Gas Marwiyah ini belum berasil dikonfirmasikan. Begitu juga pihak pertamina belum berasil dikonfirmasikan terkai hal ini.(CR7)