Tanjabbar, liputanjambi.id- Ketua komisi III DPRD kabupaten Tanjab Barat, Hamdani SE.dengan tegas bakal turun cek proyek jembatan Antasari Senilai Rp 6,8 M.di kecamatan Kuala Betara.
Hal ini dikatakan politisi PDI-P tanjabbarat ini saat diminta tanggapan sejumlah media melalui via telpon Pribadinya,Selasa(3/1/2023).
Lanjut pria disapa akrab Hamdani ini,pihaknya juga akan mempertanyakan kepada dinas PUPR kabupaten Tanjab Barat, terkait pekerjaan Jembatan Antasari di RT 09 Betara Kiri, kecamatan Kuala Betara.
" Nanti akan kita pertanyakan dengan dinas PUPR dan rekanan yang mengerjakan pekerjaan tersebut, " kata Hamdani.
Menurutnya juga, kalau memang pekerjaan tidak sesuai RAB yang ada maka kita minta rekaman bertanggung jawab sampai masa pemeliharaan harus di selesaikan sesuai dengan RAB.
" Kalau ternyata tidak sesuai dengan RAB pekerjaan jembatan tersebut maka kita minta rekanan bertanggung jawab, " tegas ketua komisi III.
Masih dikatakan Hamdani,Selaku mitra kerja PUPR Komisi III juga menyanyangkan jika ada pekerjaan dengan dana yang besar tapi tidak bisa di manfaatkan oleh masyarakat setempat.
" Sangat di sayangkan dengan dana yang lumayan besar seperti itu sehingga tidak bisa di manfaatkan dengan sempurna oleh masyarakat, PUPR dan rekanan harus menjelaskan pada kami, "pungkasnya.
diberitakan sebelumnya, proyek senilai Rp 6, 8 M itu dikerjakan oleh CV. Brother,s Monty. Yang diduga dikerjakan asal jadi.hal ini Bedasarkan dari pantauan dilapangan, terdapat sejumlah titik pekerjaan yang telah mengalami kerusakan. Diantaranya, abudmen yang retak, timbunan oprit yang juga sudah turun.
Sementara pekerjaan ini baru selesai dikerjakan pada Desember 2022 lalu dan belum ada aktivitas warga yang bertonase tinggi melintasi di jembatan tersebut. Menurut warga setempat, tingginya oprit yang dibuat membuat warga setempat sulit untuk melintasi jembatan menggunakan kendaraan roda dua.
" Tinggi dan batasan antara badan jembatan dengan oprit juga tinggi jadi sangat berbahaya jika dilintasi, " keluh warga. Selasa (3/1/2023).
Menurut juga, seharusnya dengan alokasi dana yang begitu besar pihak kontraktor lebih mengutamakan kualitas tidak hanya mengejar keuntungan semata.
" Dana proyek ini kan besar pak, seharusnya kualitas di utamakan, supaya kami benar-benar dapat menikmati program pemerintah yang masuk ke wilayah kami, "tutupnya. (CR7)