Sibukkan Diri Tutup Turnamen Bulu Tangkis Ditengah Bencana, Adirozal Diwarning Soal Etika

Sibukkan Diri Tutup Turnamen Bulu Tangkis Ditengah Bencana, Adirozal Diwarning Soal Etika


Kerinci-liputanjambi.id- Ditengah bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Kabupaten Kerinci, Bupati Kerinci Adirozal malah menyibukkan diri dengan acara penutupan Turnamen Bulu Tangkis Bupati Kerinci Cup Tahun 2021.

Hal itu mendapatkan sorotan tajam dari Aktivis Kerinci Zetria Khoiri. Ia mengakui tak habis pikir jika Bupati Adirozal bersikap seperti itu ditengah bencana bencana menimpa warganya.

"Di saat bencana terjadi sana-sini, kepala daerah kok sibuk dengan acara seremonial. Wajar saja, Pemkab Kerinci disebut tutup mata terhadap persoalan warga yang padahal bersifat sangat urgent," kata pria yang akrab di sapa Zet ini, Rabu (3/11/21).

Seharusnya sebagai pemimpin, ujar Zetria, ada etika yang harus dijaga seperti memberikan semangat optimisme kepada masyarakat yang terkena bencana.

"Mengikuti acara seremonial seperti itu menurut saya tidak tepat dilakukan di saat situasi genting seperti ini, yang masyarakat inginkan intinya adalah bagaimana caranya agar tidak kebanjiran lagi, supaya tidak bolak-balik beli perabot baru," ujarnya dengan nada kesal.

Zetria menyebutkan, bencana banjir dan tanah longsor merupakan fenomena alam yang cukup menakutkan bagi masyarakat Kerinci saat ini, di samping wabah Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan merosotnya perekonomian warga akibat pandemi.

"Banjir dan tanah longsor ini sudah menjadi momok yang cukup menakutkan bagi masyarakat Kerinci, jadi pak bupati tolong buat kebijakan yang akurat dengan action yang jelas. Kalau gayanya masih seperti ini, kapan persoalan akan teratasi?" bebernya.

Kondisi seperti ini, lanjut Zetria, selalu terjadi berulang-ulang setiap tahun, untuk itu Zetria meminta Adirozal harus lebih serius berbenah jika tidak ingin terjadi banjir kembali melanda.

"Pak bupati tak bisa lagi bersantai, bapak harus lebih serius memperhatikan masalah ini. Terutama warga yang tinggal di bantaran Sungai Batang Merao. Jadi jangan anggap enteng terhadap fenomena ini, belum lagi ancaman berbagai penyakit yang akan timbul pasca banjir, seperti penyakit kulit, infeksi pernafasan dan lain sebagainya," terangnya.

Ia juga menyoroti tentang kebijakan Adirozal selaku kepala daerah yang di anggap kaku dalam menanggulangi bencana di Kerinci. "Buktinya hingga saat ini tidak ada kebijakan konkrit yang solutif untuk menanggulangi bencana seperti ini. Apakah pak bupati tidak belajar terhadap fenomena banjir yang terjadi di tahun - tahun sebelumnya?" ucap Zet.

Dalam penanganan banjir dan tanah longsor, lanjutnya, bupati Kerinci harus bisa berfikir lebih luas dengan mengambil tindakan tegas. "Jadi jangan nanti setelah kejadian (banjir dan tanah longsor, red), baru mencari kambing hitam. Biasakan sedia payung sebelum hujan," pungkasnya. (red)