Tanjabbar, - Warga Desa Dusun Mudo, kecamatan Muara Papalik, kabupaten Tanjab Barat, sebut penyaluran Fasilitas Pembangunan Kebun Masyarakat (FPKM) sebesar 20 persen dari PT RAAL rawan penyelewengan. Rabu (12/2/2025).
Warga juga menyayangkan tidak transparannya pihak koperasi Ketam Putih yang ditunjuk sebagai penyalur FPKM 20 persen dari PT RAAL.
Menurut warga, selain tertutup pihak koperasi juga tidak pernah mengadakan musyawarah dengan masyarakat selaku penerima kompensasi 20 persen dari PT RAAL.
"Semua pengurus koperasi didominasi perangkat desa, bahkan saat pembentukan koperasi tersebut tidak pernah musyawarah dengan masyarakat, " kata warga.
Warga juga menerangkan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak perusahaan terdapat sebanyak 700 kepala keluarga yang mendapatkan kompensasi 20 persen dari perusahaan. Dari jumlah tersebut hanya 576 kepala keluarga yang dipastikan sebagai penerima FPKM 20 persen. Lebih lanjut menurutnya, karena kompensasi yang diberikan tidak boleh berbentuk uang, maka dana sebesar 8 milyar lebih masuk ke koperasi Ketam Putih yang selanjutnya disalurkan ke masyarakat berbentuk barang.
"Sesuai ketentuan perkepala keluarga mendapatkan 12,5 juta rupiah, tapi faktanya barang yang kami terima hanya berupa pupuk sebanyak 5 sak dan uang sebesar 120 ribu rupiah pada tahap pertama ini, jika pemberian nya sebanyak 3 tahap artinya hanya 15 sak pupuk yang kami terima, dan itu tidak sesuai dengan nilai uang yang semestinya kami dapatkan, " terang warga.
Warga sangat menyayangkan tidak transparannya pihak koperasi dalam pengelolaan FPKM yang disalurkan PT RAAL dan minta pihak terkait segera menjelaskan persoalan ini agar tidak menjadi persoalan dikemudian hari.
" Kami minta dinas terkait, camat serta kepala desa menjelaskan persoalan ini pada masyarakat agar tidak menjadi persoalan dibelakang hari, karena jika dihitung dengan barang yang diberikan itu sangat jauh nilai nya artinya masyarakat dirugikan, " tegasnya.
Sayangnya Hengky ketua koperasi Ketam Putih selaku pihak yang mengelola dana FPKM sebesar 20 persen dari PT RAAL belum berhasil dikonfirmasi media ini. Baik secara langsung maupun melalui via telepon.
Hingga berita ini diterbitkan belum ada penjelasan dari pihak koperasi Ketam Putih.(CR7)