Liputanjambi.id-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanjabbarat melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tanjabbarat menggelar diseminasi audit kasus stunting semester II di Aula Balai Pertemuan Kantor Bupati Tanjabbarat,Kamis (21/11/2024) pagi.
Pada kesempatan tersebut Penjabat (Pjs) Bupati Tanjabbarat,dr.H.Fery Kusnadi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam mencegah stunting di Kabupaten Tanjabbarat.
"Kehadiran kita hari ini merupakan wujud dan komitmen bersama untuk mempercepat penurunan stunting di Tanjabbarat, dan juga untuk mencegah anak balita terjadinya stunting," ujarnya.
Lanjutnya PJs Bupati, kegiatan Diseminasi audit kasus stunting yang kita laksanakan hari ini merupakan gambaran kecil dari kondisi faktor determinan penyebab terjadinya kasus stunting di Tanjabbarat.dilihat dari faktor diterimanya ada 3 faktor utama,yakni faktor permasalahan gizi, faktor lingkungan dan faktor pola asuh,ketiga faktor tersebut tidak dapat diselesaikan oleh satu OPD saja,oleh karena nya di minta kepada semua OPD teknis yang terkait dapat membahas penanganan stunting secara bersama agar aksi pada tahun 2024 dapat lebih terkorvergensi.
Lanjutnya ,bahwa bulan Juni tahun 2024 secara nasional dilaksanakan intervensi serentak pencegahan stunting dengan target 100%, Alhamdulillah kita mencapai target tersebut pada 29 Juni 2024 dan satu-satunya kabupaten yang memenuhi target sebelum akhir juni.
Atas pencapaian target tersebut melalui momentum kegiatan ini, kami sampaikan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang bekerjasama dan bekerja dengan baik sehingga semua data sasaran terkumpul.
"semoga kerja keras dan upaya kita semua ini menjadi amal jariyah kita bersama dan diberkahi oleh Allah SWT,"ucap PJs bupati.
PJs Bupati juga menambahkan,bahwa bedasarkan data kondisi jumlah kasus stunting di seluruh kecamatan Tanjabbarat,terdata sebanyak 845 anak balita,anak balita dengan kondisi wasting(gizi buruk dan kurang ) sebanyak 457 anak balita dan balita dengan kondisi underweight 715 anak balita intervensi terhadap balita stunting dan terutama bagi balita gizi kurang dan gizi buruk yang bila tidak diintervensi akan menjadi balita stunting selanjutnya berpengaruh terhadap prevalinsi stunting pada survei kesehatan Indonesia 2024.
Menurutnya Perluh kerjasama dan kerja baik dalam intervensi spesifik dan intervensi sensitif terhadap semua kasus.camat dan kapus diharapkan dapat memilih kasus yang penting dan kasus yang mendesak untuk di tangani yang dapat dimaksimalkan melalui pembahasan dalam kegiatan mini lokakarya setiap bulannya.
Dalam kesempatan tersebut,pjs Bupati juga berharap kepada camat,lurah dan kepala desa agar dapat berkoordinasi secara holistik untuk dapat melibatkan pihak-pihak yang berpotensi dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting di wilayahnya,dengan mengoptimalkan pemberdayaan kelompok masyarakat sebagai front liner dalam mengedukasi masyarakat serta dapat mengalokasikan anggaran untuk program dan kegiatan pembangunan manusia dan pengembangan sarana prasarana seperti ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak bagi keluarga beresiko stunting,selain itu penjaminan ketersediaan sumber pangan gizi seimbang juga harus menjadi prioritas kita bersama.
Melalui pelaksanaan kegiatan ini kita manfaatkan untuk saling berbagi informasi mengenai permasalahan dan kendala yang dihadapi serta solusi dalam upaya percepatan penurunan stunting oleh para camat,lurah dan kades selaku ketua TPPS diwilayah,"pintanya.
Sementara terpisah Kadis P3AP2KB Tanjabbarat H.M.Yunus,melalui stafnya mengatakan, kegiatan tersebut menghadirkan tim pakar yang berasal dari Dokter spesialis anak,Dokter spesialis obstetri dan ginekologi,selain itu juga tim pakar dari psikolog dan ahli gizi,"ucapnya.
Lanjutnya ,Adapun sasaran kegiatan TPPS kecamatan dan TPPS Kelurahan dan Desa.sebelum kegiatan AKS dilaksanakan masing-masing kecamatan melaksanakan mini lok mendiskusikan kasus stunting yang sulit ditangani.
seperti kasus catin dari kecamatan,Renah Mendaluh,kasus ibu hamil dari kecamatan Senyerang dan kasus bumil pasca salin/ibu nifas dari kecamatan batang asam serta kasus bayi baduta dari kecamatan Pengabuan.
Setelah paparan dari masing-masing kecamatan,tim pakar menanggapi untuk mengatasi kasus tersebut,hasil dari kegiatan yang ini nantinya dijadikan rekomendasi selanjutnya untuk ditindaklanjuti bagi OPD terkait,camat dan kepala desa dalam hal ini penanganan kasus stunting di kabupaten Tanjabbarat,"tuturnya.
Pantauan media ini dilokasi kegiatan berjalan lancar dan penuh hikmat, dan turut dihadiri Asisten Pemerintahan, sejumlah OPD terkait,TNI-POLRI,Camat ,Awak media serta undangan lainnya.(CR7)