TANJABBAR-liputanjambi.id-Seketaris Daerah (sekda) Kabupaten Tanjab Barat Agus Sanusi bakal panggil Kaban Kesbangpol Tanjabbarat Azis Muslim dan Kabid Penanganan konflik sosial (PKS) Hilal, terkait perang dingin antara Kaban dan Kabid.
Perang dingin ini mencuat di media hingga menjadi sorotan dan pertanyaan dari berbagai pihak "Apa penyebab ketidak harmonisan itu" ?Seperti dilontarkan warga menilai perang dingin tersebut diduga bukan penyebabnya kinerja,tetapi diduga ada faktor lain.
Sekda,ini pasti kita panggil untuk diminta klarifikasi, kita akan meminta kejelasan kedua belah pihak," ujarnya, Kamis (21/10/21).
Secara hirarkinya, kata Agus Sanusi, Kaban itu menilai kinerja Kabid, kalau dirinya menilai kinerja kepala OPD sedangkan kinerjanya sendiri dinilai oleh bupati.
"Kepala OPD juga dinilai oleh bapak bupati, jadi berjenjang seperti itu. Nanti akan kita lihat permasalahan di internal Kesbangpol," terangnya.
Kalau memang tidak ada sinkronisasi maupun harmonisasi antar keduanya, lanjut Sekda, maka ia menyatakan akan laporkan ke Bupati Tanjab Barat sebagai pengambil kebijakan akhir. "Apakah perlu ada pergeseran atau langkah lain," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kabar tak sedap terendus di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tanjab Barat. Pasalnya, administrasi pemerintahan di lingkungan perkantoran sedang kacau karena saat ini Kepala Badan (Kaban) Kesbangpol Tanjab Barat Aziz Muslim disebut-sebut merangkap jabatan menjadi Kabid Penanganan Konflik Sosial (PKS).
Informasi yang berhasil digali Kabid PKS tidak difungsikan selama lima bulan. Semua kegiatan di bidang PKS pun di ambil alih langsung oleh Kaban.
Persoalan ini diakui langsung oleh Kaban Kesbangpol Tanjab Barat Azis Muslim. Melalui sambungan telepon, Aziz menyebutkan sejak dilantik pada 2019 lalu Kabid PSK Kesbangpol yang dijabat oleh Hilal itu tidak berprogres.
"Kalau kita hitung dia (Hilal, red) menjabat sudah 2,5 tahun," ujar Aziz, Selasa (19/10/21).
Aziz membeberkan ketidak mampuan Hilal dalam bekerja karena background sebelumnya adalah guru, sehingga menurut Aziz, Hilal tidak menguasai ilmu lapangan seperti penanganan konflik.
"Dulu dia (Hilal, red) itu adaah guru di sebuah sekolah di desa terpencil, di zaman Bupati Safrial, dia diangkat jadi Kabid PKS. Saya tidak mungkin menolak karena itu urusan pimpinan," katanya.
Meski pasca dilantik jadi Kabid PKS, Aziz mengakui kerap membimbing Hilal menangani konflik di banyak lokasi dengan turun secara bersama-sama, namun Aziz menilai Hilal tidak berkembang, karena ada banyak konflik yang tidak diselesaikan.
"Capek saya, jadi kalau sudah bicara kompetensi, tentang kemampuan, serta kepemimpinan, saya menilai ia (Hilal, red) tidak mampu. Karena ia dipaksa mengejar porsi itu," imbuhnya.
Akhirnya, karena banyaknya konflik, Aziz mengungkapkan tidak lagi duduk bersama serta tidak mengajak Hilal untuk membahas bidang konflik.
"Langsung saya ambil alih semua kegiatan bidangnya dengan dasar tersebut, dari pada konflik tidak pernah kita selesaikan dan dari pada nanti masyarakat ribut maka kita ambil alih," tegasnya.
Aziz menyebutkan pernah mengajukan Hilal agar pindah dari Kesbangpol di zaman Bupati Safrial, namun tidak di respon. "Hilal ini menjadi ganjalan bagi saya, kerja dia dak bisa ,TPP dia terima, gajipun juga. Sementara dia tidak bekerja, pusing saya di buatnya," ucapnya.
Terkait anggaran di Kesbangpol, Aziz mengakui menjadi tanggung jawabnya. Namun ketika pekerjaan dibawah Kabid PKS yang namanya PPTK, lanjut Aziz, Hilal menerima honor dan ikut menandatangani ketika ada SPJ.
"Artinya dia ikut bertanggung jawab terhadap kegiatan itu, pertanggung jawaban dan SPJ nya itu ada dan jelas. Ketika ia mengikuti menandatangani, artinya ia mengaku mengerjakan itu, kalau ia tidak mau menandatangani, dia saya ganti selaku PPTK," tutup Aziz.
Sementara terkait persoalan tersebut, ketika dikonfirmasi Hilal mengatakan bahwa selama ini dirinya tidak pernah menerima perintah ataupun di ajak.
"Jadi gimana kita mau kerja dan mau datang dalam kegiatan," ujar Hilal, Selasa (19/10/21) sore.
Terkait Aziz yang menyebutkan dirinya tidak bisa bekerja, Hilal mengatakan akan menyerahkan kepada Bupati, Wakil Bupati serta Sekda Tanjab Barat.
"Saya tidak mau menyombongkan diri bahwa saya mampu bekerja, biarkan pimpinan yang lebih tinggi dan publik yang menilainya secara independen. Artinya bukan Azis Muslim lagi yang menilai," katanya.
Perihal kinerja, Hilal juga mengatakan bisa melihat sendiri apa yang sudah ia lakukan selama ini.
"Bisa juga tanya sama masyarakat yang berurusan sama saya, seperti apa tanggapan masyarakat secara umum, siapa yang lebih bisa. Tanyakan langsung kepada masyarakat yang berkonflik serta yang berurusan datang langsung ke Kesbangpol, ketika berhadapan dengan Aziz muslim bagaimana tanggapannya dan ketika mereka berhadapan dengan saya gimana tanggapannya, itu saja," bebernya.
Sepanjang ada perintah dari atasan, lanjut Hilal, sudah ia lakukan. "Tidak mungkin saya bilang apa yang saya bisa dan apa yang telah saya lakukan selama ini," pungkasnya. (CR7)