Telan Dana Miliaran, RS Merlung sudak Retak-Retak

Telan Dana Miliaran, RS Merlung sudak Retak-Retak


Tanjab Barat -liputanjambi.id- Telan dana  Puluhan miliaran RS Merlung kondisinya sudah banyak yang rusak.seperti Dinding, pelapon hingga sampai pada pondasi bangunan rumah sakit rusak (retak).

Dengan anggaran yang bernilai pantastis dari sumber dana APBD kabupaten Tanjab Barat 2018 dan 2019 rumah sakit Merlung dibangun. Sayangnya dengan anggaran besar tersebut tidak sesuai dengan mutu dan kualitas pekerjaan. Diduga lemahnya pengawasan dan tidak profesional kontraktor yang melaksanakan pekerjaan.

Diketahui pada tahap awal yakni Tahun 2018 lalu untuk pembangunan rumah sakit Merlung ini telah dianggarkan melalui sumber dana APBD Tanjab Barat sebesar Rp.22.717.325.000,- dengan pemenang PT. Muria indah. Sedangkan pada Tahun 2019 kembali dianggarkan sebesar Rp. 29.458.753.474,82 dengan pemenang PT. Belimbing Sriwijaya.

Dari dara yang dihimpun dilapangan, terdapat beberapa titik dibangunan tersebut sudah dalam kondisi rusak ( retak ). Anehnya kondisi ini seakan dibiarkan baik oleh dinas terkait maupun kontraktor pelaksana pekerjaan.

Hal itu dibenarkan warga setempat. Menurutnya melihat dari kondisi bangunan rumah sakit yang baru saja dipungsikan sangat menghawatirkan, "baru saja di pungsikan sudah banyak yang retak, dikhawatirkan bangunan tidak bisa bertahan lama, "kata warga yang enggan nama nya di sebut.

Informasi soal keretakan dan rusaknya sebagian bangunan rumah sakit Merlung ini msudah disampaikan ke dinas terkait, "kabarnya sudah juga mendapat teguran dari camat dan Bupati, tapi sepertinya tidak di indahkan, "tambahnya.

Anggota komisi III DPRD kabupaten Tanjab Barat M. Zaki membenarkan bahwa bangunan RSUD yang ada di kecamatan Merlung terdapat kerusakan di beberapa titik bangunan.

" Benar dan kita dari komisi III sudah lakukan kroscek ke lokasi, bahkan juga telah menindak lanjut melalui dinas terkait, " kata Zaki kepada Media ini.

Dijelaskannya juga, disinyalir rusaknya bangunan Mega proyek RSUD Merlung disebabkan tidak profesional nya pelaksana pekerjaan dan pengawas, "ini kan lucu, sudah jelas banyak yang rusak, tapi tidak ada tindakan nyata dari dinas PUPR, " jelasnya.

Menurutnya juga, ada semacam ketakutan pihak terkait untuk menegur pekerjaan RSUD itu, seharusnya tidak seperti itu semua pekerjaan harus diberlakukan sama oleh PUPR, "jangan proyek kecil saja yang di buru sampai ke lobang semut, proyek besar dan jelas salah dan keliru di diamkan, PUPR harus proporsional jangan tebang pilih, "tegasnya.(CR7)