LiputanJambi.id-TANJABBARAT— Diduga tidak transpran dalam pengelolaan Dana Desa,Pemuda Karang Taruna Desa Harapan Jaya, Kecamatan Seberang Kota (Seko) Kabupaten Tanjung Jabung Barat angkat bicara.
Mereka minta Pemerintah Desa transparan dalam pengelolaan anggaran Dana Desa. Hal ini disampaikan Seorang pemuda Karang Taruna, Desa Harapan Jaya yang enggan disebutkan namanya.
Kepada media ini ia mengungkapkan, kekecewaan terhadap Pemerintah Desa (PemDes) yang dinilainya terkesan tertutup dalam pengelolan Anggaran Desa.
Sebutnya, selama ini pihak PemDes terkesan kurang memperhatikan dan melibatkan pemuda dalam melakukan kegiatan yang menyangkut kepentingan Desa.
Dimana menurutnya, lahirnya Karang Taruna itu sendiri berfungsi dan sangat berperan dalam pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda secara komprehensif, terpacu dan terarah serta berkesinambungan.
"Padahal kita ingin juga berbuat yang terbaik untuk Desa kita, sebagai organisasi pemuda Desa kan kami pasti ingin mendampingi semua kegiatan di Desa, termasuk pembangunan lapangan futsal yang saat ini dalam proses pengerjaan," ujar perwakilan pemuda Karang Taruna ini.
Ditambahkannya, untuk kegiatan pembangunan lapangan Futsal yang tepat berada di Rt 05, menurutnya banyak kejanggalan soal data. Pasalnya, menurut banyak sumber mengatakan, pembiayaan kegiatan lapangan futsal ini melalui anggaran Dana Desa, Proyek Pemkab bahkan ada yang mengatakan biaya pribadi.
"Kami merasa ada kejanggalan dalam kegiatan pembangunan lapangan futsal ini, karena simpang siurnya informasi. Ada yang mengatakan Dana Desa dan ada yang mengatakan uang pribadi serta proyek pemkab. Habisnya, pekerjaan tidak ada memiliki papan plang kegiatan. Sehingga kita dari masyarakat sulit untuk mengawasinya," tambahnya.
Sementara itu, Kades Harapan Jaya Abdul Fatah saat dikonfirmasi terkait simpang siurnya sumber anggaran pembangunan lapangan futsal tersebut mengaku bahwa, Dana pembangunan lapangan futsal bersumber dari Dana SILPA anggaran 2019 lalu. Dan ditanya berapa besaran anggaran tersebut, Fatah menyebutkan lebih kurang Ratusan Juta. Sayangnya, Kades enggan menyebutkan secara detail penyebab dari adanya Dana SILPA dan berapa nilai besarannya dengan bedelik tidak bisa menjelaskan melalaui via WhatsApp karena menyangkut soal Data.
"Ketemu saja biar enak jelaskannya,kalau lewat ponsel saya lambat mengetiknya," ujar Abdul Fatah.
Dan uniknya lagi di awal konfirmasi, Abdul Fatah mengarahkan agar mengkonfirmasi kepada oknum Wartawan atas pertanyaan yang dilayangkan kepadanya. "Tapi untuk sementara, boleh konfirmasi lewat 'Abang' (oknum wartawan yang dimaksud, red) karena kemarin sudah ada beliau kesini," pinta Abdul Fatah.
Semetara itu, saat ditanyai kembali apa penyebab dari adanya Dana SILPA, Abdul Fatah menuturkan hal ini tidak hanya terjadi pada Desa Harapan Jaya saja, namun dari lebih kurang 100 Desa yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat semuanya mengalami SILPA.
"Saya rasa untuk SILPA ini bukan terjadi di Desa kita saja, hampir semua Desa. Karena, ketika itu Kades akhir tahun dan juga keterlambatan pencairan Dana Desanya. Kalau dikerjakan juga kegiatanya pastinya tidak tekejar dan hal ini hampir semua Desa diperkirakan sekitar 100 desa di Kabupaten Tanjab Barat ini rata-rata terjadi SILPA," katanya.
Sampai berita ini diterbitkan, berapa anggaran yang di alokasikan untuk pembangunan lapangan futsal dan berapa besaran Dana SILPA tahun 2019 di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Seberang Kota (Seko), Kabupaten Tanjab Barat masih menjadi tanda tanya.(CR7)